Pelaksanaan indeks inovasi Kota Semarang dilaksanakan mulai awal agustus hingga pertengahan September. Selama rentang waktu tersebut, bidang litbang melakukan beberapa kegiatan dimulai dari persiapan awal, rapat koordinasi dengan jajaran pimpinan BAPPEDA, rapat koordinasi dengan seluruh OPD dan Kecamatan di Kota Semarang, pelaksanaan desk, perekapan data inovasi, penilaian sementara, pengiriman inovasi yang lolos kriteria kepada Kemendagri, dan menunggu proses penilaian oleh Kemendagri. Oleh karena itu, kinerja bidang litbang selama pelaksanaan indeks inovasi daerah menjadi sorotan yang akan menentukan keberhasilan program ini.
Kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan menggambarkan seberapa jauh apartur di dalamnya dapat melaksanakan tugas. Kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Peningkatan pelayanan publik melalui pengembangan inovasi daerah merupakan upaya pembaharuan dalam sistem manajemen pemerintahan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing pemerintah.
Dari observasi dan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa, kinerja bidang litbang dalam pelaksanaan IID tahun 2022 Dilihat dari 5 indikator kinerja yaitu, 1) quality koordinasi bidang litbang serta pemahaman OPD terhadap 20 indikator memperoleh hasil yang baik. Hasilnya hampir seluruh 75 persen OPD telah melakukan penginputan data inovasi daerah dengan kelengkapan data dukung; 2) quantity Dari seluruh 35 OPD dan 16 Kecamatan di Kota Semarang, semuanya memiliki data inovasi dan telah dihimpun oleh bidang litbang melalui tim teknis masing-masing. Kota Semarang sendiri mengirim 47 persen dari seluruh total inovasi di Kota Semarang atau 61 inovasi dari total 130 inovasi OPD yang di laporkan; 3) timelines, pelaksanaan IID Kota Semarang selesai tepat sebelum jangka pengisian berakhir; 4) Cost-efectivines, Bidang litbang yang hanya memiliki 9 (Sembilan) SDM tidak sebanding dengan jumlah OPD sedikit menyulitkan dalam menjalin koordinasi; 5) Need for supervisor, pelaksanaan IID Kota Semarang tahun 2022 oleh bidang litbang dilaksanakan dibawah pengawasan Kemendagri; 6) Interpersonal impact, koordinasi antara bidang litbang dan OPD telah berjalan dengan baik.
Ditemukan juga faktor yang mempengarhui kinerja bidang litbang dalam melaksanan indeks inovasi daerah tahun 2022, yaitu faktor pendorong dan penghambat. Faktor pendorong meliputi, 1) faktor personal, Kemampuan pemahaman tim teknis setiap OPD di Kota Semarang memudahkan Bidang Litbang untuk melaksanakan indeks inovasi daerah; 2) faktor kepemimpinan, Adanya dukungan dan dorongan dari Walikota, Sekreatriat Daerah, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang yang berdampak positif terhadap pelaksanaan IID 2022; 3) faktor tim, kekompakan dan kepercayaan setiap aparatur menjadikan IID 2022 selesai tepat waktu; 4) faktor konstekstual, Jumlah inovasi daerah di Kota Semarang sangat banyak dan berpotensi untuk dikembangkan, litbang sebagai koordinator berperan mendorong untuk setiap OPD untuk menghasilkan inovasi-inovasi daerah setiap tahunnya. Serta faktor penghambat yaitu factor sistem, faktor sistem menjadi salah satu faktor yang masih memerlukan perbaikan. BAPPEDA belum memiliki data inovasi Kota Semarang setiap tahunnya. Serta sistem pemerataan pegawai yang belum sesuai dengan beban kerja.
Diah Farah Fauziah (14020119120008)