Si Nomi merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh departemen Ekonomi Kreatif HMPS Administrasi Publik. Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Administrasi Publik untuk menumbuhkan atau mengembangkan jiwa entrepreneur muda yang kreatif. Dengan mempelajari serta mengembangkan jiwa entrepreneur pada mahasiswa, akan membantu memotivasi diri dalam membuka lapangan pekerjaan dan membantu mengurangi pengangguran yang menjadi isu penting di era masa kini. Tema Si Nomi 2024 adalah “Building a Greener Economy: Exploring the Role of Entrepreneurship” dengan bentuk kegiatan berupa field trip ke suatu wirausaha yaitu Bengok Craft yang mempunyai visi “Turn Waste To Save The Planet”, yaitu menciptakan berbagai kerajinan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan. Visi ini memungkinkan kita untuk memberikan dampak yang lebih positif terhadap lingkungan dengan mengurangi emisi, mengurangi limbah, mengurangi polusi, dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pada tahun ini, Si Nomi dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2024 dengan berkunjung ke Bengok Craft, yang terletak di Tuntang yang tak jauh dari Rawa Pening. Kegiatan pertama merupakan sesi sharing dengan CO-Owner Bengok Craft mengenai awal mula terbentuknya Bengok Craft, dimulai dari observasi melihat permasalahan di rawa pening mengenai eceng gondok, inovasi untuk mengolah eceng gondok menjadi suatu kerajinan yang menarik, dan strategi pemasaran Bengok Craft agar tidak dikenal hanya oleh masyarakat lokal saja. Lokasi Bengkok Craft berada di Jalan Fatmawati No. 8, Tuntang, Semarang, Jawa Tengah. Rawa pening sendiri dikenal dengan banyaknya pertumbuhan eceng gondok di tengah rawa. Eceng gondok merupakan tumbuhan gulma yang hidup liar di air kerap mengganggu aktivitas para nelayan di Danau Rawa Pening. Permasalahan yang pertama dan utama adalah eceng gondok kerap memenuhi area Rawa Pening yang mengakibatkan aliran air Sungai Tuntang terhambat. Hal tersebut merupakan permasalahan inti yang dilihat oleh pihak Bengok Craft sehingga akhirnya memanfaatkan eceng gondok tersebut sebagai produk yang bermanfaat serta memiliki nilai jual.
Setelah itu, pihak dari Bengok Craft sudah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk para peserta mencoba mengolah eceng gondok yang sudah dikeringkan untuk diolah menjadi beberapa kerajinan seperti celengan dan juga kotak tissue yang hasilnya akan dibawa pulang oleh seluruh peserta. Para peserta sangat antusias untuk mencoba mengolah eceng gondok tersebut dan terlebih hasil serta kegunaan dari kerajinan tersebut dapat mereka rasakan sendiri.
Kegiatan berakhir dengan Wisata Rawa Pening menggunakan perahu dengan mengelilingi dan melihat banyaknya eceng gondok yang ada di Rawa Pening. Para peserta sangat menikmati wisata ini, dengan melihat keindahan Rawa Pening yang dihiasi oleh banyaknya eceng gondok. Bengok Craft memiliki pandangan yang sangat cerdas terhadap masalah eceng gondok. Mereka tidak hanya melihatnya sebagai gangguan bagi nelayan dan aliran Sungai Tuntang, tetapi juga sebagai potensi sumber daya yang belum dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan inovasi mereka, eceng gondok berubah dari masalah menjadi peluang. Bengok Craft menjadi contoh yang menginspirasi para peserta tentang bagaimana kita dapat berpikir kritis dan mencari solusi kreatif terhadap tantangan yang ada di sekitar kita dan menjadikan masalah sebagai titik awal untuk perubahan positif. Peserta juga merasa terdorong untuk lebih sadar akan potensi sumber daya yang ada di sekitar mereka dan bagaimana sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.