Kuliah Dosen Tamu: Dr. Hj. Siti Malaiha Dewi Bahas Manajemen Konflik dan Kebijakan Gender di FISIP Undip

Posted by Web Admin

November 14, 2024

Semarang, 13 November 2024 – Mahasiswa S1 Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (Undip), berkesempatan mengikuti kuliah dosen tamu dengan tema “Manajemen Konflik dan Kebijakan Gender” yang disampaikan oleh Dr. Hj. Siti Malaiha Dewi, M.Si., CiQaR, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.

Kuliah yang merupakan bagian dari mata kuliah Manajemen Konflik ini membahas isu-isu strategis terkait gender dalam konteks manajemen konflik. Dalam paparannya, Dr. Siti menjelaskan bahwa gender bukan hanya soal perbedaan jenis kelamin, tetapi sebuah konstruksi sosial yang membentuk peran, tanggung jawab, dan perilaku laki-laki serta perempuan dalam masyarakat. Ia menyoroti bahwa norma-norma sosial sering kali melahirkan ketidaksetaraan gender yang dapat memicu konflik di berbagai sektor, termasuk lingkungan kerja dan pemerintahan.

Pentingnya Kebijakan Berperspektif Gender
Dr. Siti menekankan bahwa kebijakan yang berperspektif gender sangat diperlukan untuk menciptakan keadilan dan inklusi dalam masyarakat. Peran perempuan dalam pengambilan keputusan dianggap penting untuk mengurangi ketimpangan sosial dan menyelesaikan konflik berbasis gender. “Kesetaraan gender adalah salah satu langkah strategis dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan harmonis,” ujar Dr. Siti.

Bentuk Diskriminasi Gender yang Perlu Dipahami
Dr. Siti juga memaparkan berbagai bentuk diskriminasi gender yang masih sering terjadi, di antaranya:

  1. Marginalisasi – Membatasi akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi, yang sering kali berujung pada kemiskinan.
  2. Subordinasi – Menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dibanding laki-laki di berbagai lingkungan.
  3. Stereotipe – Pelabelan negatif yang membatasi potensi perempuan, seperti anggapan bahwa perempuan lebih cocok di ranah domestik.
  4. Beban Kerja Berlebihan – Beban ganda yang dialami perempuan berkarir sekaligus mengurus rumah tangga tanpa pembagian tugas yang adil.
  5. Kekerasan (Violence) – Tindakan agresif, baik fisik maupun verbal, yang sering dialami perempuan.

Melalui analisis tersebut, Dr. Siti menegaskan bahwa pemahaman terhadap isu gender dan kebijakan yang mendukung kesetaraan adalah kunci untuk mengatasi ketimpangan ini.

Respons Mahasiswa dan Harapan Ke Depan
Kuliah dosen tamu ini mendapat antusiasme tinggi dari para mahasiswa FISIP Undip. Mereka menyadari pentingnya perspektif gender dalam kebijakan publik dan manajemen konflik, terutama untuk meminimalisir ketidaksetaraan yang berpotensi memicu konflik.

“Melalui kuliah ini, saya jadi lebih memahami bagaimana diskriminasi gender terjadi dan bagaimana kita, sebagai generasi muda, dapat berperan dalam menciptakan keadilan gender di masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa peserta.

Diharapkan, ilmu yang diperoleh dari kuliah ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih ramah gender dan mendukung kesejahteraan bersama.

 

More from Public Administration