Penulis: Renata Jati Nirmala, S.IAN., MPA.
Pada Sabtu (18 Mei), mahasiswa tim 2 Administrasi Publik Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan studi independen di Desa Wisata Kreatif Perdamaian (DWKP), Dusun Srumbung Gunung, Desa Poncoruso, Bawen, Kabupaten Semarang. Desa wisata ini telah ditetapkan melalui Peraturan Desa Poncoruso Nomor 06 Tahun 2020 dan dikelola oleh Pokdarwis berdasarkan Keputusan Kepala Desa Poncoruso No. 180.19/01/1/2019. Prestasi yang diperoleh DWKP Dusun Srumbung Gunung adalah termasuk dalam 300 besar desa wisata nasional pada tahun 2022 dan 2023.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dafa Riansyah (S1 Adm. Publik 2022) bersama 18 anggota lainnya: Rivalin Arshanda, Nabilla Putri Kailany, Muhammad Reza Adi Pratama, Muhammad Daffa Alfirrosy, Naila Danicha Sapphire, Kania Putri Julia, Vegananda Restu Barunawati, Raka Pradhana Arditya, Julieta Maharani, Fabio Aryaduta, Veronica Gisca, Sahira Mardarena, Cindy Aulia Nikensy, Ranupane Irgi Fachrezi, Karen Citra Yehuni, Steven Agustian, Chindi Claudia Dearni Purba, dan Khairunisa Intan Nursita. Kegiatan ini dibimbing oleh Renata Jati Nirmala, S.IAN., MPA selaku dosen dari Departemen Administrasi Publik Undip.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan desa wisata melalui pengabdian Masyarakat dengan mengundang Amni Zarkasyi Rahman, S.A.P., M.Si sebagai narasumber. Sasaran kegiatan adalah perangkat desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Bumdes, dan masyarakat setempat. Acara ini terdiri dari sosialisasi dan Forum Group Discussion (FGD). Dalam sesi sosialisasi, Amni Zarkasyi Rahman menjelaskan pentingnya empat pilar pengembangan desa wisata menurut Menparekraf Sandiaga Uno: produk, tempat, harga, dan promosi. Setelah itu, dilanjutkan oleh narasumber kedua yaitu, Eko Widodo, ketua Pokdarwis, membahas perkembangan dan rencana kerja Pokdarwis dan DWKP. Narasumber ketiga adalah Ibu Erytrina, pemilik UMKM Batik Ciprat, turut memberikan wawasan tentang ikon oleh-oleh desa wisata tersebut.
FGD dipandu oleh Renata Jati Nirmala dengan bantuan para mahasiswa sebagai fasilitator. Diskusi ini membahas potensi dan tantangan dalam pengembangan desa wisata. Beberapa masalah yang ditemukan antara lain kelembagaan, tata kelola, dan manajemen pariwisata yang belum optimal. Namun, DWKP Dusun Srumbung Gunung memiliki potensi besar dalam keindahan alam, dukungan masyarakat, serta dukungan perangkat desa dan Bumdes.
Diharapkan, kegiatan pengabdian ini dapat membantu mengembangkan potensi Desa Wisata Srumbung Gunung. Promosi dilakukan oleh mahasiswa melalui pembuatan video profil, video promosi di TikTok, dan leaflet paket wisata yang diserahkan kepada perangkat desa dan pengelola desa wisata sebagai media promosi. Selain itu, dihasilkan naskah kebijakan dari sosialisasi dan FGD yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi pembangunan pariwisata oleh pihak terkait.